Sabtu, 06 Oktober 2018

Management Konflik

Managemen Konflik
Narasumber : Annisa J

          konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
          manajemen konflik adalah Serangkaian dalam suatu konflik antara pelaku konflik atau pihak ketiga secara rasional dan seimbang dalam rangka pengendalian situasi dan kondisi perselisihan yang terjadi antara beberapa pihak.

Tahapan konflik:
1. Prokonflik
           periode dimana terdapat suatu ketidaksesuaian sasaran diantara dua belah pihak atau lebih, sehingga timbullah sebuah konflik.


2. Konfrontasi
           Pada tahap ini konflik terjadi semakin terbuka. Jika hanya satu pihak yang merasa ada masalah mungkin pendukungnya mulai melakukan aksi demonstrative atau perilaku konfrotatif.


3. Krisis
           Merupakan puncak konflik, ketika ketegangan dan kekerasan terjadi. Komunikasi normal diantara kedua belah pihak kemungkinan terputus.


4. Akibat
           Suatu konflik pasti akan meninggalkan akibat, satu pihak mungkin menaklukkan pihak lain atau mungkin melakukan perlawanan.


5. Pasca konflik
           Situasi diselesaikan dengan cara mengakhiri berbagai macam konfrontasi, ketegangan berkurang dan hubungan mengarah pada situasi normal diantara kedua belah pihak. 




Macam – macam penyelesaian :
1. Rujuk
           Penyelesaian dengan cara baik – baik.
2. Persuasi
           Penyelesaian dengan cara mempengaruhi pihak yang terlibat.
3. Pemaksaan dan penekanan
           Apabila manajemen konflik tidak dapat dilakukan secara baik – baik, maka dilakukan pemaksaan dan penekanan.
4. Interversi
           manajemen konflik dengan cara campur tangan pihak ketiga. 



Strategi manajemen konflik :
  1. Pengenalan
  2. Diagnosis
  3. Menyepakati solusi
  4. Pelaksanaan
  5. Evaluasi


Fungsi dari manajemen konflik  :
  1. Evaluasi system
  2. Mengembangkan kompetensi




Tipe – tipe manajemen konflik : 

1. Avoiding
           gaya seseorang atau organisasi yang cenderung untuk menghindari terjadinya konflik. Hal-hal yang sensitif dan potensial menimbulkan konflik sedapat mungkin dihindari sehingga tidak menimbulkan konflik terbuka. 

2. Accomodating
           gaya ini mengumpulkan dan mengakomodasikan pendapat-pendapat dan kepentingan pihak-pihak yang terlibat konflik, selanjutnya dicari jalan keluarnya dengan tetap mengutamakan kepentingan pihak lain atas dasar masukan-masukan yang diperoleh.

3. Compromising
           merupakan gaya menyelesaikan konflik dengan cara melakukan negosiasi terhadap pihak-pihak yang berkonflik, sehingga kemudian menghasilkan solusi (jalan tengah) atas konflik yang sama-sama memuaskan (lose-lose solution). 

4. Competing
           artinya pihak-pihak yang berkonflik saling bersaing untuk memenangkan konflik, dan pada akhirnya harus ada pihak yang dikorbankan (dikalahkan) kepentingannya demi tercapainya kepentingan pihak lain yang lebih kuat atau yang lebih berkuasa (win-lose solution). 

5. Collaborating
           dengan cara ini pihak-pihak yang saling bertentangan akan sama-sama memperoleh hasil yang memuaskan, karena mereka justru bekerja sama secara sinergis dalam menyelesaikan persoalan, dengan tetap menghargai kepentingan pihak lain. Singkatnya, kepentingan kedua pihak tercapai (menghasilkan win-win solution). 

6. Conglomeration (mixtured type)
           cara ini menggunakan kelima style bersama-sama dalam penyelesaian konflik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar