Managemen Konflik
Narasumber : Annisa J
konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.
manajemen konflik adalah Serangkaian
dalam suatu konflik antara pelaku konflik atau pihak ketiga secara
rasional dan seimbang dalam rangka pengendalian situasi dan kondisi
perselisihan yang terjadi antara beberapa pihak.
Tahapan konflik:
1. Prokonflik
periode dimana terdapat suatu ketidaksesuaian sasaran diantara dua belah pihak atau lebih, sehingga timbullah sebuah konflik.
2. Konfrontasi
Pada tahap ini konflik terjadi semakin terbuka. Jika hanya satu pihak yang merasa ada masalah mungkin pendukungnya mulai melakukan aksi demonstrative atau perilaku konfrotatif.
3. Krisis
Merupakan puncak konflik, ketika ketegangan dan kekerasan terjadi. Komunikasi normal diantara kedua belah pihak kemungkinan terputus.
4. Akibat
Suatu konflik pasti akan meninggalkan akibat, satu pihak mungkin menaklukkan pihak lain atau mungkin melakukan perlawanan.
5. Pasca konflik
Situasi diselesaikan dengan cara mengakhiri berbagai macam konfrontasi, ketegangan berkurang dan hubungan mengarah pada situasi normal diantara kedua belah pihak.
Macam – macam penyelesaian :
1. Rujuk
Penyelesaian dengan cara baik – baik.
2. Persuasi
Penyelesaian dengan cara mempengaruhi pihak yang terlibat.
3. Pemaksaan dan penekanan
Apabila manajemen konflik tidak dapat dilakukan secara baik – baik, maka dilakukan pemaksaan dan penekanan.
4. Interversi
manajemen konflik dengan cara campur tangan pihak ketiga.
Strategi manajemen konflik :
- Pengenalan
- Diagnosis
- Menyepakati solusi
- Pelaksanaan
- Evaluasi
Fungsi dari manajemen konflik :
- Evaluasi system
- Mengembangkan kompetensi
Tipe – tipe manajemen konflik :
1. Avoiding
gaya seseorang atau organisasi yang cenderung untuk menghindari terjadinya konflik. Hal-hal yang sensitif dan potensial menimbulkan konflik sedapat mungkin dihindari sehingga tidak menimbulkan konflik terbuka.
2. Accomodating
gaya ini mengumpulkan dan mengakomodasikan pendapat-pendapat dan kepentingan pihak-pihak yang terlibat konflik, selanjutnya dicari jalan keluarnya dengan tetap mengutamakan kepentingan pihak lain atas dasar masukan-masukan yang diperoleh.
3. Compromising
merupakan gaya menyelesaikan konflik dengan cara melakukan negosiasi terhadap pihak-pihak yang berkonflik, sehingga kemudian menghasilkan solusi (jalan tengah) atas konflik yang sama-sama memuaskan (lose-lose solution).
4. Competing
artinya pihak-pihak yang berkonflik saling bersaing untuk memenangkan konflik, dan pada akhirnya harus ada pihak yang dikorbankan (dikalahkan) kepentingannya demi tercapainya kepentingan pihak lain yang lebih kuat atau yang lebih berkuasa (win-lose solution).
5. Collaborating
dengan cara ini pihak-pihak yang saling bertentangan akan sama-sama memperoleh hasil yang memuaskan, karena mereka justru bekerja sama secara sinergis dalam menyelesaikan persoalan, dengan tetap menghargai kepentingan pihak lain. Singkatnya, kepentingan kedua pihak tercapai (menghasilkan win-win solution).
6. Conglomeration (mixtured type)
cara ini menggunakan kelima style bersama-sama dalam penyelesaian konflik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar